Ehemm...
Duh bingung nih mau ngungkapin betapa
sedihnya saya mendengar kejadian di tanah kelahiran saya diseberang sana...
Tragedy yang benar-benar sangat disayangkan,
ketika kita salah mengartikan sebuah budaya atau adat dari leluhur, disini saya
bukan mau menggurui atau sok bijak...
Cuma mau saling sharing aja dan ayoo buat
mulei, meghanai Lampung dan semua pemuda-pemudi dari suku, ras, agama apapun
yang tinggal diLampung saling terbuka, gak sedih, gak miris tah liat tempat
tinggal kita yang gak pernah nyaman?
Saya seseorang yang gak suka liat ada yang
membeda-bedakan suku, agama, rasa tau apapun itu. ckck kalian gk hidup sendiri
dunia ini.
Disini saya tidak pernah ingin menjatuhkan
siapapun, tidak berniat menghakimi siapapun sekali lagi saya hanya ingin semua
orang “yang ada diLampung” bukan hanya orang Lampung tapi semuanya untuk
berfikir panjang, saling terbuka, dan tidak menggunakan otot lagi.
Coba kita bicarakan soal kejadian 2 desa
yang saling “cari nyawa” ini...
Saya tidak mau memihak kepada siapapun
disini!!! SEMUA NYA SALAH!!! Untuk desa yang berada di Lampung Timur, tidak
seharusnya mereka melakukan tindak kejahatan “BEGAL” yang kadang juga mengancam
nyawa warga lainnya dan menimbulkan kerugian dan ketakutan namun seharusnya
desa yang menghakimi melaporkan penjahat
kepada polisi bukannya di Hakimi sendiri!! Kalian bukan tuhan yang seenaknya
bisa mengambil nyawa mereka!! Itu juga tidak pantas! Dengan kejamnya mereka
dihakimi hingga nyawa nya hilang tanpa ada pengampunan!!!
Disini semua desa salah!!!
Ahh, tapi saya sangat senang mendengar bahwa
desa yang menghakimi itu meminta maaf dan ingin memiliki niat baik namun sayang
emosi bodoh yang tidak terkendali merubah warga desa lampung timur turut
menjadi pembunuh juga. Kenapa terdengar miris?
Saya tau sangat gak terimanya pihak keuarga
yang anggota keluarga mereka yg dihakimi sampai tak bernyawa, ya mereka sangat
salah jika main hakim sendiri seperti tidak ada keadilan lagi bahkan kita bisa
menyebut mereka “Pembunuh” namun harus kah kita menjadi Pembunuh seperti mereka
juga? Haruskah? Lalu setelah membunuh entah siapapun itu untuk melampiaskan
kemarahan yang bisa jadi dia tidak terlibat saat kejadian saat itu, apakah
kalian senang? Apa hidup kalian akan bahagia? Atau ada sebuah keuntungan yang
di dapat?
Mungkin kalian akan berteriak “kaki di bayar
kaki” “mata dibayar mata” dan “nyawa di bayar nyawa” mari sekali lagi kita
berfikir, siapa yang membuat kata-kata itu? Leluhur kita kah? Yang jelas
kita semua memiliki Agama dan kepercayaan masing-masing, ada kah agama yang
mengajarkan kita untuk melukai atau bahkan membunuh seseorang? Gak ada kan!!!
Kalau emang benar itu kata-kata dari leluhur
kenapa kita sangat bodoh! Leluhur kita ya hanya leluhur bukan Allah atau Tuhan.
Budaya baik dari Leluhur kita ambil dan yang jelek kita tinggalkan. Coba pikirkan
lagi.
Bukan sekali atau dua kali kejadian tragis
kayak gini terjadi... entah karena masalah suku lah, masalah siapa yang paling
kuat lah atau apapun itu yang berujung banyak nyawa hilang.
Saling terbuka, saling membantu, tidak
saling mengintimidasi suku, ras, agama dan lainnya...
Insyaallah Lampung tentram dan sejahtera...
bahkan kita bisa kerjasama membangun Lampung jadi lebih maju... :)
Seperti yang adik saya katakan “Kerja Cerdas
bukan Kerja Keras”
bagi yang gak sependapat atau gak suka silahkan protes :D